GenPI.co Jogja - Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Swiss German University Loina Lalolo Krina menyebut setiap orang harus bisa berpikir kritis ketika berada di dunia digital.
Loina mengatakan dunia digital tak ada perbedaan dengan dunia nyata. Namun untuk dunia digital memerlukan keterampilan teknis dalam mengaksesnya.
Menurutnya, dunia digital pun mempunyai budaya. Ketika seseorang memiliki budaya yang rendah dalam bermedia digital maka tak akan mampu memahami batasan berekspresi.
Loina mengungkapkan mereka yang tidak memahami batasan berekspresi itu, maka tidak tahu mengenai perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik.
Kemudian juga provokasi yang mengarah pada segresi sosial atau perpecahan di ruang digital.
“Kalau saling sindir, itu mungkin tidak tahu cara bersikap,” katanya saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (23/6).
Loina mengatakan dengan berpikir kritis maka orang akan memikirkan matang sebelum menulis atau berbicara di dunia digital.
“Di dunia nyata harus hati-hati, apalagi di dunia digital yang jejaknya lama,” tuturnya.
Narasumber lainnya Digital Marketer Lim Siau Liang mengatakan dalam berkomunikasi di dunia digital, usia juga menjadi faktor yang memengaruhi.
Menurutnya sebagian warga digital berusia di bawah 20 tahun masih sering mengunggah foto atau konten yang tidak baik.
“Sebagai senior yang sudah paham digital harus sharing ke mereka yang masih di bawah 20 tahun,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News