GenPI.co Jogja - Muh Arif Widarto, pria asal Kabupaten Sleman yang sukses menjadi petani sayuran secara hidroponik.
Arif mengawali usahanya ini pada awal pandemi Covid-19 atau akhir 2019 silam dan baru bisa menikmati hasil mulai Februari 2020.
Dia mengatakan tertarik untuk menjadi petani sistem hidroponik karena tanah di pekarangan rumah berupa padas sehingga hanya tanaman keras saja yang bisa tumbuh.
“Saya kemudian berguru dengan para senior hidroponik di Yogyakarta dan saya putuskan untuk bertani hidroponik,” katanya dikutip dari Youtube DNTrust, Senin (20/6).
Arif menanam beberapa jenis sayur di antaranya salada, bayam dan sawi yang mudah terserap oleh pasar.
Dalam menjalani tani hidroponik ini, Arif mengaku tantangan yang dihadapi yakni mengenai banyaknya hama yang menyerang.
Dia mengungkapkan untuk mengatasi hama, dipakai pestisida herbal atau organik. Meski tak seperti pestisida kimia, cara ini setidaknya bisa mengurangi nafsu makan hama.
“Saya juga menanam tanaman yang berbunga warna kuning supaya menarik hama,” tuturnya.
Sedangkan untuk target pasar, biasanya dititipkan ke toko-toko sayur tradisional yang ada di Yogyakarta.
Selain itu, calon konsumen juga mendatangi langsung ke rumahnya. Dia menyebut para pelanggan merupakan semua kalangan, termasuk dari menengah ke bawah.
Harga dari sayuran produk pertanian hidroponik dijual tak berbeda dengan sayur petani sistem konvensional.
Arif mengaku tetap memberikan edukasi terhadap calon konsumen ataupun toko sayur kalau sayurnya dari sistem hidroponik.
“Kami mempunyai prinsip, sayuran sehat itu bisa dinikmati oleh semua kalangan. Termasuk kalangan menengah ke bawah,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News