GenPI.co Jogja - Kasus kekerdilan di Kabupaten Gunungkidul saat ini masih sebesar 15,7 persen. Dalam upaya mengatasi bayi dengan gizi buruk ini, upaya yang dilakukan dengan intervensi sensitif dan spesifik.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Gunungkidul Diyah Prasetyorini mengatakan tahun ini pihaknya mematok target menurunkan kasus kekerdilan menjadi 14 persen.
“Upaya antisipasi terus dilakukan supaya bayi yang mengalami gizi buruk bisa dikurangi,” katanya, Jumat (17/6).
Menurutnya, perlu kerja keras dan kerja sama dengan seluruh organisasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah kabupaten.
Selain itu, masyarakat pun harus berpartisipasi supaya target bisa tercapai.
Diyah mengungkapkan upaya penurunan angka kekerdilan ini dilakukan dengan program sensitif dan spesifik.
Adapun untuk sensitif yakni dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan pihak ketiga. Sedangkan spesifik berupa fokus kepada petugas kesehatan yang langsung menyentuh kelompok sasaran.
“Upaya percepatan penanganan ini perlu partisipasi semua elemen masyarakat,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi menambahkan salah satu partisipasi untuk mencegah kekerdilan yang dilakukannya yakni pengembangan padi.
Rismiyadi menyebut padi yang dikembangkan berupa Inpari IR Nutrizinc yang bisa menghasilkan beras kaya gizi.
“Inpari Nutrizinc bisa kandungan gizi ZN 34,5 persen. Kalau beras biasa hanya 20 persen,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News