GenPI.co Jogja - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memakai sisa obat antraks untuk mengobati ternak yang positif dan suspek penyakit muluk dan kuku (PMK)
Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul Retno Widiastuti mengatakan pihaknya memakai obat-obatan, vitamin, maupun sisa disinfektan yang masih spesifik.
“Kami pilih memakai sisa obat antraks,” katanya dikutip dari Antara, Senin (6/6).
Adapun untuk stok obat di gudang sampai saat ini masih aman. Sedangkan untuk proses pengobatannya dilakukan selama kisaran 3 minggu.
“Setiap tiga hari sekali diberi obat dan vitamin, melalui dokter hewan dan gratis,” tuturnya.
Retno menyebut sampai saat ini sudah ada 148 kasus positif PMK yang menyebar di berbagai kecamatan di Gunungkidul.
Dia mengatakan kebijakan penutupan sementara pasar hewan sudah cukup tepat untuk meminimalkan risiko penyebaran PMK.
Sebab, dari hasil penelusuran diketahui pasar hewan diketahui menjadi sumber besar penularan PMK.
Retno juga menyebut pihaknya membutuhkan tambahan anggaran untuk beli obat guna penanganan PMK ini.
“Sisa stok obat sekitar 2 ribu dosis. Cukup untuk 500 hewan ternak. Jadi masih aman jika tidak terjadi lonjakan,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News