GenPI.co Jogja - Susanto, pria asal Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman yang sukses budi daya nila dengan sistem kincir.
Dia merupakan ketua dari kelompok Minataruna Garongan, yang berada di daerah Wonokerto, dengan anggota kelompok sebanyak 29 orang.
Susanto mengungkapkan kelompoknya saat ini mengelola 104 kolam untuk budi daya pembesaran ikan nila.
Modal untuk setiap kolamnya dalam pembesaran nila ini sekitar Rp22 juta sampai Rp25 juta dengan siklus 3 bulan panen.
Susanto mengatakan sebelum memakai teknologi kincir, setiap kolamnya hanya mampu memproduksi kisaran 4 sampai 8 kuintal ikan nila saja setiap panen.
Namun setelah menggunakan teknologi kincir yang digerakkan dengan tenaga listrik, berhasil menghasilkan 1,2 sampai 1,8 ton per panen.
Kemudian untuk hasil produksinya sudah ada pasar ikan yang didirikan oleh kelompok tani ikan ini di yang lokasinya tak terlalu jauh dengan kolam budi daya.
Ada pula para konsumen yang langsung membeli dari kolam.
Adapun untuk harga mengikuti pasaran. Satu kilo isi 3, 4, 5, 6 ekor dijual sebesar Rp28 ribu di pasar.
“Kalau langsung satu kolam belinya, per kilo sebesar Rp24 ribu,” katanya dikutip dari akun Youtube Budidaya KKP, Kamis (26/5).
Susanto menyebut untuk keuntungan per anggota setiap kolam yang dikelola kisaran Rp5 juta sampai Rp9 juta setiap kali siklus atau dalam 3 bulan.
Sedangkan perawatan khusus yang dibutuhkan dalam budi daya ikan nila ini berupa perawatan air dan juga ikan.
“Perawatan khusus tidak ada. Hanya menjaga semangat dan kerja keras,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News