GenPI.co Jogja - Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta menyatakan musim kemarau tahun ini akan terjadi hujan karena adanya anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia Selatan Jawa.
Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Reni Kraningtyas mengatakan anomaly suhu 0,5 derajat Celcius sampai 1,0 derajat Celcius akan berlangsung hingga September 2022 mendatang.
Kemudian juga muncul indikasi La Nina dengan kategori moderate sampai September mendatang.
Terdapat pula Indian Ocean Dipole atau yang disingkat IOD yang menunjukkan ke arah negatih sampai Agustus 2022.
“Dampaknya pada penambahan suplai uap air,” katanya dalam keterangannya pada Selasa (24/5).
Reni mengungkapkan melihat beberapa unsur dinamika atmosfer dan luat tersebut, maka mengindikasikan akan berdampak pada potensi penambahan curah hujan.
Penambahan curah hujan ini pada periode awal musim kemarau sampai periode kemarau dengan curah hujan rendah hingga menengah.
“Sifat hujan, Atas Normal atau lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-ratanya,” tuturnya.
Reni mengatakan untuk tiga bulan ke depan yakni Juni sampai Agustus 2022 curah hujan dengan kriteria rendahs ampai menengah umunya kisaran 0 sampai 150 mm per bulan.
Reni mengimbau kepada masyarakat supaya mempersiapkan diri dengan musim kemarau yang bersifat atas normal.
“Puncak musim kemarau pada Juli hingga Agustus, supaya diwaspadai potensi kekeringan meteorologis,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News