GenPI.co Jogja - Kharis, pria yang tinggal di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul sukses menjadi peternak ayam petelur.
Dia sebelumnya merupakan seorang karyawan salah satu perusahaan di Jakarta. Kemudia memilih resign untuk pulang ke kampung halamannya,
Kharis mengaku alasannya pulang karena ingin menemani kedua orang tuanya yang sendiri di rumah.
“Bapak dan ibu di rumah sendiri berdua. Saya ingin pulang kampung. Kalau mengenai usaha apa, dipikirkan nanti yang penting di rumah,” katanya dikutip dari DNTrust, Selasa (19/4).
Kharis kemudian memulai usaha menjadi peternak ayam petelur pada 2016 silam, setelah bertemu dengan temannya di Kecamatan Karangmojo yang memulai usaha itu lebih dulu.
Beternak merupakan yang pertama baginya. Kharis juga mengaku usahanya ini tidak ada kaitannya dengan latar belakang pendidikannya.
“Kami dari pendidikan Bahasa Inggris. Alasan saya ternak ayam petelur karena kalai di desa, usaha yang memungkinkan hanya ternak dan tani,” ujarnya.
Kharis mengaku saat awal merintis usaha ini tidak mudah. Setiap hari selalu ada satu atau dua ekor ayam yang mati.
Namun seiring waktu dia pun memahami bagaimana cara beternak ayam petelur yang benar dan berhasil.
Salah satunya yakni kandang harus steril dengan diberi bio security agar ayam tak mudah sakit. Kemudian juga pemberian pakan yang kaya nutrisi supaya telur yang dihasilkan bisa bagus.
Kharis saat ini sudah memiliki sekutar 3 ribu ekor ayam petelur. Sedangkan untuk telur yang dihasilkan yakni telur organik kaya akan vitamin E dan zat besi.
“Telur yang dihasilkan mengandung zat besi tiga kali lipat dibanding telur biasa. Jadi tujuannya sekaligus untuk menekan angka stunting yang tinggi di Indonesia,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News