GenPI.co Jogja - Munculnya kejahatan jalanan yang dilakukan oleh remaja atau klitih di Yogyakarta disebut karena krisis identitas dan kontrol diri yang lemah.
Hal tersebut dikatakan perwakilan dari Satpol PP Sleman Sarah Waluya dalam sosialisasi pencegahan kenakalan remaja di luar lingkungan sekolah yang digelar di Kecamatan Pakem pada Senin (21/3).
Waluya mengungkapkan diperlukan kerjasama antara sekolah, pemerintah dan masyarakat untuk meminimalkan tindak klitih.
Dia menyebut salah satu permasalahan yang menjadi pemicu terjadinya klitih yakni banyak anak sekolah yang memakai kendaraan bermotor tapu belum waktunya.
“Ini perlu perhatian keluarga,” katanya dikutip dari laman resmi Diskominfo Sleman, Kamis (24/3).
Waluya mengatakan pihaknya pun terus berupaya menekan jumlah anak sekolah yang memakai sepeda motor tersebut.
Salah satunya dengan menertibkan penitipan sepeda motor di sekitar sekolah tingkat SMP.
Waluya juga mengungkapkan masyarakat perlu tahu mulai pukul 22.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB merupakan waktu untuk istirahat.
“Bila ada anak remaja yang keluar rumah pada jam itu, perlu didampingi supaya bisa mencegaah hal yang tak diinginkan. Kecuali kalau berkegiatan agama, sosial atau bencana,” tuturnya.
Ketua Komisi A DPRD DIY Retno Sigiyanti menambahkan saat ini sudah ada Perda DIY nomor 2 tahun 2017 untuk penanganan remaja.
“Kami sudah bersurat ke Dinas Pendidikan untuk sosialisasi Perda itu,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News