GenPI.co Jogja - Sejak 4 Januari 2021, Gunung Merapi masih mengalami letusan dan masih berlangsung hingga saat ini.
Letusan tersebut berupa pertumbuhan kubah lava, pembentukan awan panas dan guguran lava.
Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, letusan Merapi belum menunjukkan akan berakhir dalam waktu dekat.
“Dalam waktu dekat ini, belum ada tanda-tanda letusan Merapi akan berakhir,” ujarnya saat konferensi pers virtual, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (1/1).
Berdasarkan pengamatan pihaknya, intensitas kegempaan di merapi masih tinggi.
Meski begitu, intensitas tersebut tidak meningkat juga tidak menurun.
Alat pemantau aktivitas gunung api berupa electronic distance measurement (EDM) menunjukkan adanya suplai magma walaupun kecil.
“Guguran intensitas masih tinggi, rata-rata 160 kali per hari. Sehingga belum terjadi peningkatan dan penurunan,” katanya.
BPPTKG menyatakan, kubah lava Merapi hingga kini belum mengalami pertumbuhan secara signifikan.
Per 24 Desember 2021 volume kubah barat daya Merapi sebesar 1,65 juta meter kubik.
Dengan laju pertumbuhan terakhir 5.000 meter kubik per hari.
Kemudian volume kubah tengah mencapai 3 juta meter kubik.
Dengan laju pertumbuhan terakhir 2.000 meter kubik per hari.
“Masih kecil karena umumnya itu 20.000 meter kubik,” tuturnya.
Awan panas diperkirakan dapat meluncur hingga 5 kilometer ke Sungai Boyong, Krasak, Bebeng, dan Putih.
“Kita harus terus meningkatkan kewaspadaan, karena alam yang sifatnya tiba-tiba seperti ada suplai magma dari dalam,” katanya.
Hingga kini, status Gunung Merapi masih dipertahankan pada Level III atau Siaga. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News