GenPI.co Jogja - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menilai wilayah tersebut rawan terhadap bencana karena disebabkan kompleksnya kondisi wilayah dan faktor manusia.
Hal tersebut tertuang dalam Kajian Indeks Risiko Bencana Tahun 2021 yang disusun BPBD DIY.
Mengutip laman BPBD DIY, Rabu (15/12), ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya kejadian, dampak, dan risiko bencana baru.
“Karena jumlah penduduk yang terus meningkat, urbanisasi, kemiskinan, pengaruh perubahan iklim global, dan pembangunan infrastruktur,” sebutnya.
BPBD juga mencatat, DIY memiliki 16 ancaman bencana, seperti erupsi Gunung Merapi, tanah longsor, banjir, banjir bandang.
Selain itu terdapat, angin kencang/cuaca ekstrem, gelombang pasang/aberasi, gempa bumi, tsunami, kekeringan, kebakaran hutan lahan.
Ada juga, konflik sosial, kegagalan teknologi, epidemi penyakit, pandemi COVID-19, likuifaksi, serta kebakaran gedung dan permukiman.
“Potensi ancaman itu, berakibat pada meningkatnya risiko bencana serta berpotensi mengoreksi laju pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Meski demikian, hal tersebut bisa diminimalisir dengan meningkatkan kapasitas daerah, terkait dengan menguatkan kebijakan dan kelembagaan.
Selain itu, juga perlu tata kelola penanggulangan bencana yang baik, menguatkan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana yang efektif dan efisien.
“Pengkajian indeks risiko bencana perlu dilakukan untuk wilayah rawan bencana, seperti DIY yang merupakan daerah prioritas dengan ancaman bencana yang tidak sedikit,” tulisnya.
Menurut BPBD DIY, indeks risiko bencana perlu dikaji setiap tahunnya agar bisa melihat keberhasilan dalam pelaksanaan aksi-aksi pengurangan risiko bencana di DIY.
“Nilai indeks risiko bencana di DIY pada 2021 untuk ancaman bencana mendapat nilai 108,74 di tingkat sedang. Angka itu turun dibandingkan pada 2020 dengan nilai 125,15 di tingkat sedang,” tutupnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News