Pakar: Pengamatan Semeru perlu Kombinasi Berbagai Metode

10 Desember 2021 15:00

GenPI.co Jogja - Pakar Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Haryo Edi Wibowo menyebut pengamatan aktivitas Gunung Semeru perlu dengan kombinasi berbagai metode.

Haryo mengatakan pengamatan saat ini dilakukan dengan metode seismik dan pengamatan visual.

Adapun untuk seismik yaitu mendeteksi pergerakan magma, letusan, guguran lava dan aliran awan panas serta lahar.

BACA JUGA:  Semeru Meletus, UGM Kerahkan Tim untuk Analisis Dampak Bencana

“Perlu dikombinasikan dengan metode lain, seperti deformasi dan geokimia gas,” katanya dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Jumat (10/12).

Selain itu, kehadiran tubuh lava di area puncak juga memerlukan pengamatan morfologi, photogrammetry ataupun UAV DTM.

BACA JUGA:  Tetap Waspada, Pakar Ungkap Ancaman Bencana Usai Erupsi Semeru

Ini untuk mengidentifikasi laju pertumbuhan dan tingkat kestabilan tubuh lava tersebut.

Haryo mengungkapkan pengamatan visual mempunyai keterbatasan pada faktor cuaca.

BACA JUGA:  Erupsi Semeru, Diperlukan Pendampingan Psikologi untuk Korban

“Sehingga perlu ada kombinasi dengan pengamatan kamera termal,” ujarnya.

Gunung Semeru merupakan gunung api strato tertinggi di Pulau Jawa.

Haryo menyebut Semeru punya karakteristik letusan eksplosif dengan tinggi kolom erupsi kurang dari 1 kilometer yang terjadi setiap harinya.

“Kolom erupsi yang rendah ini menyebabkan material hasil erupsi yang berupa endapan jatuhan piroklastik banyak terendapkan di sekitar area puncak gunung api,” ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ridho Hidayat

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA