GenPI.co Jogja - Badan Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta baru saja meluncurkan Rumah Peradaban Liyangan 2021, Rabu (8/12).
Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), I Made Geria, mengatakan masyarakat akan mengetahui cara masyarakat zaman kuno beradaptasi dengan alam dan menghadapi erupsi gunung api lewat situs Rumah Peradaban Liyangan 2021.
“Seperti di situs Liyangan, menceritakan cara masyarakat beradaptasi terhadap alam dan lingkungan saat terjadi erupsi,” ujar Geria melansir Antara, Rabu (8/12).
Karena itu, lanjutnya, Rumah Peradaban perlu mengangkat isu yang menarik untuk menjadi topik utama, yang merupakan sarana edukasi dan mengumumkan hasil penelitian arkeologi.
Situs Liyangan merupakan kawasan purbakala yang terdapat sisa bangunan, jalan, ladang dan berbagai artefak yang ditemukan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dan terletak di lereng timur Gunung Sindoro.
Penemuan tersebut terjadi saat penambangan pasir pada 2008.
Saat itu, situs tertutup debu vulkanik begitu lama dan hasil penelitian dari Balai Arkeologi Yogyakarta menyatakan situs tersebut merupakan dusun dari masa Mataram Kuno yang memiliki karakter kompleks.
Geria berharap Rumah Peradaban Liyangan dapat mengenalkan sistem sosial masyarakat untuk mengatasi bencana alam.
“Ini pasti sudah dilakukan oleh leluhur kita dahulu,” kata Geria.
Sementara itu, Kepala Balai Arkeologi DIY, Sugeng Riyanto mengatakan, Rumah Peradaban menjadi program prioritas nasional Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan seluruh Balai Arkeologi di Indonesia.
“Tujuannya utamanya untuk mengenalkan hasil penelitian arkeologi kepada masyarakat,” ujarnya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News