Coletot, Inovasi Kuliner Pemersatu Jawa Barat-Yogyakarta

08 Desember 2021 13:30

GenPI.co Jogja - Dalam kunjungan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pekan lalu, juga meninggalkan jejak kolaborasi kuliner yang dibuat khusus untuk mempererat kerja sama Jabar dan DIY.

Perpaduan makanan khas Jabar, colenak dan makanan khas DIY, gatot menjadi satu di tangan Chef Hardian Eko Nurseto.

Kemudian, Ridwan Kamil yang akrab dipanggil Kang Emil ini memberi nama “Coletot” dari kolaborasi kuliner tersebut.

BACA JUGA:  Ridwan Kamil Isyaratkan akan Gabung ke Parpol yang Pancasilais

Tekstur yang kenyal bersatu padu dengan rasa manis sedikit asam dan membuat keunikan Coletot semakin terasa.

Usai meresmikan Jabar Motekar di Jogja Museum Nasional, Rabu (1/12) lalu, Kang Emil beserta Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) DIY, GKR Bendara menyempatkan untuk mencicipi Coletot.

BACA JUGA:  Sri Sultan Ke Kota Bandung, Ridwan Kamil Jadi Sopir Dadakan

“Makanan ini saya beri nilai sembilan. Kolaborasi makanan khas dua daerah dieksekusi dengan baik. Coletot lahir dari budaya Jabar dan Jawa yang digabungkan. Rasanya bintang lima, harganya kaki lima,” ujar Kang Emil mengutip laman Pemprov Jabar, Rabu (8/12)

Sedangkan GKR Bendara mengaku puas terhadap inovasi kuliner bernama Coletot ini.

BACA JUGA:  Puas Kunjungi Bandung, Ini Pesan Sri Sultan untuk Ridwan Kamil

Menurut GKR Bendara, lidah orang Indonesia akan cocok untuk memakan Coletot.

 “Saya beri Coletot ini nilai 9,5, kalau diberi porsi tambahan,” katanya sambil tertawa.

Sementara itu, Chef Hardian mengungkapkan, dalam proses membuat Coletot, dirinya terinspirasi untuk menggabungkan kebudayaan Jabar dan DIY ke dalam kuliner.

Selain itu, Hardian juga ingin mengenalkan lagi potensi olahan makanan dengan proses fermentasi.

“Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita sudah mengembangkan teknologi fermentasi dalam olahan makanan dari singkong. Dari fermentasi ini, tercipta kuliner dalam kebudayaan beberapa daerah. Kalau di Jabar kita mengenal peyeum dan di Yogyakarta ada gatot,” jelasnya.

Dirinya pun mencampurkan gatot yang kenyal dengan peyeum dengan rasa manis nan empuk.

“Saat disatupadukan, punya tekstur yang menarik. Selain tekstur empuk dan kenyal, saya juga membuat semprong di atasnya untuk memberi tekstur lain di hidangan ini,” tutupnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA