GenPI.co Jogja - Koordinator Relawan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kabupaten Kulon Progo, Wahyu Nurbaningsih mengungkapkan, belajar daring dari rumah karena pandemi COVID-19 membawa sisi negatif bagi pelajar.
Pasalnya, akibat pengawasan orang tua yang lemah, ditambah pengaruh negatif media sosial menyebabkan munculnya pernikahan usia dini.
“Kesehatan reproduksi harus terus diberikan kepada remaja, karena itu kami ingin bekerja sama dengan Pemkab Kulon Progo di 2022 untuk menurunkan angka pernikahan usia dini,” kata Wahyu di Kulon Progo, melansir Antara, Jumat (3/12).
Menurut Wahyu, pernikahan usia dini berefek negatif terhadap pendidikan dan kesehatan remaja putri.
Wahyu menjelaskan, dari sisi kesehatan, remaja putri berisiko memiliki kanker serviks dan melahirkan bayi yang berisiko memiliki gizi buruk dan kerdil.
Selain itu, remaja putri juga rentang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Pernikahan usia dini ibarat gunung es, jadi harus benar-benar ditekan sebelum menjadi masalah di masa depan,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo menyatakan, daerahnya mempunyai peraturan daerah (perda) mengenai pembangunan keluarga.
Sutedjo juga berjanji untuk menjaga dengan baik komitmen dan sinergi dari PKBI, sehingga pemerintah daerah bisa terbantu saat melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
Karena itu, pihaknya akan meminta PKBI untuk membahas lebih detail mengenai masalah kesehatan reproduksi.
Kemudian, Sutedjo berencana akan membentuk panitia pada 2022 lewat gerakan penanganan remaja yang bertujuan untuk menyadarkan generasi muda tentang efek negatif dari pernikahan usia dini.
“Kemudian untuk pengendalian dan pembinaan anak remaja harus menjadi perhatian kita semua,” tuturnya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News