BBPOM DIY: 25 Persen Pengolah Kerupuk Gendar Gunakan Boraks

11 September 2021 14:00

GenPI.co Jogja - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DIY mengungkap penggunaan boraks untuk makanan di DIY masih banyak ditemukan.

Bahkan, sebesar 25 persen warga atau pengolah kerupuk gendar dari nasi masih menggunakan bahwa pengawet boraks yang berbahaya bagi manusia.

"Artinya itu cukup banyak, karena tiap tahunnya penggunaan boraks pada makanan gendar itu meningkat. Hal itu tentu berbahaya jika kerap dikonsumsi," terang Kepala BBPOM DIY, Dewi Prawitasari, Jumat (10/9/2021).

Ia mengatakan bahwa dari banyaknya pengguna boraks, maka pihaknya harus membuat inovasi.

Tujuannya agar warga meninggalkan campuran bahan berbahaya itu dengan campuran yang lebih aman.

"Seiring kami melarang, kami juga membuat solusi. Jika tidak ada solusi belum tentu mereka mau meninggalkan penggunaan boraks itu," ujarnya, dilansir dari Ayoyogya.com.

BBPOM DIY, kata Dewi mengganti boraks, dengan tepung kanji. Selain itu ada soda kue dan juga Sodium Tripolyphosphate.

"Kami merubah campuran untuk gendar ini yang mirip dengan boraks. Setelah penelitian kami lakukan, campuran kanji ini yang cukup baik dan aman," terang dia.

Untuk mengubah kebiasaan masyarakat menggunakan boraks yang dicampurkan ke makanan, perlu adanya gerakan sosialisasi ke warga.

Sehingga sebanyak 1.010 duta Keamanan pangan dikukuhkan. BBPOM juga membuat inovasi dengan program Gendarku Bebas Boraks (GeBer).

"Nah, dari duta keamanan ini kami dorong agar warga lebih sadar. Sehingga makanan yang dikonsumsi warga ini bebas dari boraks," terang dia.

Hanya dua pekan BBPOM DIY merekrut duta keamanan pangan, pihaknya diganjar dengan penghargaan MURI. Capaian itu mereka terima pada Jumat pagi.

Terpisah, salah seorang duta keamanan pangan GeBer, Elmawati (31) mengatakan jika di tempat tinggalnya, Prambanan, Sleman banyak warga yang memakai boraks untuk membuat gendar.

"Ya boraks itu masih sering digunakan. Memang saat ini masih ada dan dijual di pasar. Sosialisasi ini kami lakukan terus agar mereka memahami," ungkap Elma ditemui di Kantor BBPOM DIY.

Selain Elmawati, seorang kader keamanan pangan, Siti Nurhayati (50) menjelaskan penggunaan boraks dan kanji untuk campuran gendar. Boraks adonannya memang lebih mudah dibentuk. Berbeda dengan penggunaan tepung kanji yang butuh waktu untuk mengolah gendar.

"Kalau keawetannya memang lebih baik pakai tepung kanji, memang saat memipihkan atau membentuk adonan harus pakai tenaga lebih. Nah kalau pakai boraks kadang kan rasanya agak pahit dan getir," ujar dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA