Bupati Bantul Dorong Lembaga di Kelurahan Kelola Sampah Dapur

02 Desember 2021 16:30

GenPI.co Jogja - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengaku jika saat ini masyarakat di wilayah ini masih belum tergugah untuk mengelola sampah rumah tangga.

Padahal, lanjutnya, hingga saat ini sampah masih menjadi masalah serius yang belum terselesaikan di Kabupaten Bantul.

Untuk itu, dirinya akan terus mengedukasi masyarakat untuk mengolah sampah di tingkat rumah tangga.

BACA JUGA:  Wabup Bantul Dorong ASN Maksimalkan Pelayanan Digital untuk Warga

“Kita ingin rumah tangga-rumah tangga di Kabupaten Bantul itu melakukan pemilahan sampah. Setidaknya sampah organik dan anorganik,” katanya saat menerima audiensi Saemaul Globalization Foundation (SGF) Korea di ruang kerjanya, Kamis (2/12).

Ditambah, prinsip program reuse, reduce, dan recycle (3R) hingga masih belum terlaksana sepenuhnya.

BACA JUGA:  Ini Alasan Bantul Tak Bisa Kembangkan Sebagian Objek Wisata

Hal tersebut, menurut Halim, menambah permasalahan dalam mengelola sampah.

“Karena selama ini sampah dari rumah tangga itu masih campur. Hasil dari pemilahan itu bisa kita tindak lanjuti penggunaannya atau reuse, daur ulang atau recycle, bahkan up cycle,” tuturnya.

BACA JUGA:  Kembangkan Toga, Bupati Bantul Harap Bisa Sejahterakan Masyarakat

Karena itu, Halim menilai perlunya konsep kelembagaan di tingkat kelurahan yang bisa mengelola sampah rumah tangga.

“Kami memerlukan kelembagaan di tingkat kelurahan untuk mengelola sampah rumah tangga. Ini harus kita berikan edukasi, sehingga setiap rumah tangga itu mau dan mampu melakukan pengolahan sampah rumah tangga,” jelasnya.

Halim mengimbau agar kelembagaan itu dapat menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terlatih.

Selain SDM, ketersediaan peralatan yang memadai untuk mendukung pengelolaan sampah di kelurahan.

“Kita memerlukan SDM yang terlatih, peralatan yang memadai diantaranya adalah kendaraan untuk mengambil sampah-sampah rumah tangga,” tuturnya.

Sampah-sampah tersebut akan dikumpulkan di desa, kemudian sampah yang memiliki nilai ekonomi akan diolah.

“Untuk dikumpulkan di desa, dari sana kemudian yang masih bernilai ekonomi dijual, nanti diolah, maka kita perlu memiliki mesin pengolah sampah penduduk,” tuturnya.

Jika hal itu sukses dalam kurun waktu tiga tahun, Halim yakin, Bantul akan bersih dari sampah.

Ditambah, Kabupaten Bantul juga akan menjadi kabupaten percontohan nasional, karena belum ada kabupaten yang memiliki kemampuan memilah sampah rumah tangga.

“Saya yakin dengan sistem seperti ini akan menghasilkan transformasi budaya cara mengelola sampah di masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu, Hong, perwakilan dari SGF mengatakan, jika pemerintah daerah memiliki satu tempat pembuangan sampah di tiap kelurahan, kemungkinan bisa menyelesaikan masalah sampah.

Hong juga mengungkapkan, di Korea Selatan, dalam membuang sampah, masyarakat diharuskan menggunakan kantong khusus sampah.

Jika tidak menggunakannya, maka hal tersebut sama saja dengan tindakan ilegal.

Namun, harga kantong plastik khusus terbilang cukup mahal.

Dari hal itu, masyarakat pun untuk tergugah untuk mengelola sampah rumah tangga.

“Kalau di Korea membuang sampahnya itu dengan menggunakan plastik khusus, kalau menggunakan trashback biasa itu ilegal sehingga masyarakat harus membeli kantong sampah khusus dan itu harganya lumayan mahal,” ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto
bupati   kabupaten   Bantul   sampah   pengelolaan   bersih  

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA