Jawa-Sunda Pernah Berselisih, Sri Sultan-RK Sepakat untuk Bersatu

02 Desember 2021 08:30

GenPI.co Jogja - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, setuju untuk mempererat persatuan.

Mereka sepakat untuk melupakan masa lalu mengenai sejarah antara suku Jawa dan suku Sunda yang tidak harmonis.

“Kita punya sejarah terkait hubungan Jawa-Sunda yang tidak harmonis, tetapi itu masa lalu, sekarang kita memasuki NKRI. Jadi kita sepakat memulai membangun hubungan persaudaraan untuk persatuan Bangsa Indonesia,” ujar Sri Sultan melansir Antara Kamis (2/12).

BACA JUGA:  Terima 44 WBTb, Sri Sultan Ingatkan untuk Lindungi Warisan Budaya

Sri Sultan mengatakan, perselisihan Jawa-Sunda tidak pernah terdaftar di dokumen maupun catatan sejarah.

“Jika kita bicara sejarah, maka sebenarnya Perang Bubat itu tidak pernah ada, ujarnya.

BACA JUGA:  Perkuat Desa Mandiri Budaya, Sri Sultan: Butuh Keterlibatan Warga

Sri Sultan mengatakan, apapun yang terjadi antara Jawa Sunda pada 700 tahun lalu, sudah bukan urusan Bangsa Indonesia lagi.

“Itu sudah terjadi sudah 700 tahun, sudah bukan urusan, saat ini kita berbicara sebagai NKRI. Kenapa kita harus punya dendam yang tidak pernah selesai,” tuturnya.

BACA JUGA:  Curahkan Hati, Ridwan Kamil Gelar Pameran Lukisan di Yogyakarta

Sri Sultan juga menyebutkan, dengan perkembangan zaman yang maju, dirinya berharap masyarakat dapat melewati rintangan yang menghambat persatuan bangsa.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berharap, kesepakatan antara Jawa-Sunda menjadi contoh bagi masyarakat yang saat ini kerap terpecah belah.

“Saat ini kita dapat merasakan atau melihat sering terjadi pertengkaran di ruang-ruang informasi, sehingga terasa begitu bising, sehingga kami perlu melakukan ini untuk menarasikan untuk persatuan bangsa,” tuturnya.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga menuturkan, kesepakatan antara Jawa-Sunda merupakan hal yang nyata setelah beberapa abad tak pernah terjadi.

“Ini telah diawali Sultan HB X sejak 2017 dengan memberi nama beberapa jalan di Yogyakarta dengan Jalan Padjajaran dan Jalan Siliwangi. Di Jawa Barat juga demikian, dengan adanya nama Jalan Majapahit dan Hayam Wuruk di Bandung,” jelasnya.

Kang Emil juga mengharapkan, kerja sama Jawa dan Sunda bisa menjadi angin segar untuk mendinginkan banyaknya perbedaan yang kerap terjadi di dalam masyarakat. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA