GenPI.co Jogja - Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jalan Malioboro terancam hilang.
Hal tersebut dikarenakan rencana Pemerintah Kota Yogyakarta yang ingin menata Malioboro yang mendapatkan status Kawasan Heritage dari UNESCO.
Namun, Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengaku pihaknya belum dapat memastikan waktu relokasi PKL tersebut.
“Belum bicara soal itu karena harus melihat dulu bagaimana kesiapan lokasi penempatannya,” katanya di Yogyakarta, melansir Antara, Kamis (2/12).
Namun, pihaknya sudah menyiapkan beberapa alternatif lokasi yang bisa digunakan sebagai relokasi pedagang.
Lokasi itu berada di gedung bekas Bioskop Indra dan gedung Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Menurutnya, kedua lokasi itu bisa menampung sekitar 1.800 pedagang yang berada di sisi timur dan barat Jalan Malioboro.
Dirinya juga menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan penggusuran, tapi ingin melakukan penataan di Malioboro.
“Tidak ada Penggusuran. Karena Malioboro akan menjadi kawasan heritage, yang memiliki konsekuensi pada penataan PKL,” tuturnya.
Mengenai penolakan dari para PKL terhadap rencana tersebut, dirinya mengaku siap berkomunikasi untuk mencari solusinya.
“Saya rasa, pedagang bisa memahami alasan relokasi,” katanya.
Heroe berharap para pedagang tidak khawatir mengenai sepinya lokasi berjualan yang baru.
“Tetap akan kami ramaikan. Saya jamin pasti akan tetap ramai,” janjinya.
Karena itu, dirinya berharap penataan PKL Malioboro berjalan lancar.
“Yang pasti, lokasi penempatannya harus sudah siap terlebih dulu,” katanya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News