GenPI.co Jogja - Ketua Pokja Genetik FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Gunadi membeberkan mengenai tingkatan berbahaya varian Delta Plus atau AY.4.2 yang merupakan mutasi virus SARS-CoV-2.
Gunadi menyebut hasil mutasi cirus tidak selalu lebih berbahaya.
Menurutnya, AY.4.2 belum ada bukti riset yang menunjukkan lebih ganas dari varian Delta.
“Belum ada bukti lebih mudah menular dibanding varian induknya, varian Delta,” katanya dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Senin (15/11).
Varian AY.4.2 tersebut berasal dari Inggris dan saat ini sudah terdeteksi di Malaysia.
“Otoritas Kesehatan Inggris juga baru menggolongkannya menjadi Variant Under Investigation, belum VOI ataupun VOC,” tuturnya.
Gunadi mengatakan pemerintah tetap harus memperketat perbatasan untuk mengantisipasi setiap masuknya varian baru.
“Pemerintah mestinya sudah mengantisipasi termasuk terkait perbatasan antarnegara,” ujarnya.
Soal lonjakan kasus di Inggris, menurut Gunadi belum tentu disebabkan oleh varian baru ini.
Menurutnya, kenaikan penularan juga bisa dipicu longgarnya penerapan protokol kesehatan.
Gunadi mengatakan protokol kesehatan harus diperkuat dalam setiap kegiatan hingga tercapai kekebalan komunal.
“Kuncinya satu, protokol kesehatan sampai kekebalan komunal tercapai,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News