Bupati Sleman Ingatkan Masyarakat Dampak Bencana Akibat La Lina

13 November 2021 21:00

GenPI.co Jogja - Kepala Stasiun Geofisika BMKG Sleman, Ikhsan menemui Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Jumat (13/11).

Dalam pertemuan itu, Ikhsan mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat La Nina.

"Kemarin kami menerima kunjungan dari Kepala Stasiun Geofisika BMKG Sleman yang menginformasikan kemungkinan potensi bencana alam pada musim hujan ini," ujar Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, melansir Antara, Sabtu (13/11).

BACA JUGA:  Covid-19 Merebak, Klaster Indutri Tahu di Sleman Bertambah

Selain itu, Ikhsan juga meminta Pemkab untuk mengambil langkah-langkah antisipasi dan tindakan penanggulangan bencana.

"Atas rekomendasi yang diberikan BMKG tersebut maka langsung kami informasikan ke masyarakat serta menyiapkan antisipasi yang diperlukan guna mengurangi resiko akibat La Nina," ujar Kustini.

BACA JUGA:  Cegah Narkoba, Disdik Sleman Bentuk Satgas P4GN di Sekolah

Sementara itu, Ikhsan menyampaikan informasi kepada masyarakat Sleman untuk mengantisipasi musim hujan pada akhir 2021.

"Pengaruh La Nina di wilayah DIY di awal musim hujan Oktober-November akan memberikan dampak yang cukup tinggi yakni sekitar 60 persen, dan akan berlanjut hingga Desember, Januari, Februari 2022," kata Ikhsan.

BACA JUGA:  Cegah Klaster Baru, Bupati Sleman Berharap PTM Patuhi Prokes

Menurutnya, persentase peningkatan curah relatif lebih kecil.

Namun, pada saat puncak musim hujan dampak terhadap peningkatan bencana hidrometeorologi semakin tinggi.

"Curah hujan November 300mm per bulan, Desember 2021, dan Januari 2022 400 mm per bulan, serta Februari 2022 500 mm per bulan," jelasnya.

Ikhsan menyatakan, rekomendasi BMKG meliputi Pemda, masyarakat, dan semua pihak terkait pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana di wilayah berpotensi terdampak La Nina.

Mereka, lanjutnya, diharapkan segera bersiap mengantisipasi pencegahan dan mitigasi terhadap meningkatnya bencana Hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga badai tropis.

"Lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan menyiapkan kapasitas sungai atau kanal untuk antisipasi debit air yang berlebihan," tutup Ikhsan. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA