GenPI.co Jogja - Program pengembangan desa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berbasis pelestarian budaya dan kearifan lokal mendapat apresiasi dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar.
Usai bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta, Rabu (10/11), Gus Halim mengharapkan kebijakan DIY tersebut dapat dilakukan daerah lain di Indonesia.
"Ada 74.861 desa di Indonesia dan itu pasti punya kearifan lokal. Perlu dipertahankan, jangan sampai kebijakan pemerintah pusat menjadikan program pembangunan di desa tercerabut dari akarnya," tuturnya, melansir Antara, Kamis (11/11).
Dalam pertemuan dengan Sri Sultan HB X, Gus Halim mengaku meminta nasihat mengenai pengembangan desa di Indonesia.
"Tadi banyak kita terima terkait bagaimana melestarikan budaya kearifan lokal di desa-desa bukan hanya di Jawa tetapi seluruh Indonesia," katanya.
Dirinya juga mengungkapkan, Kemendes PDTT memberikan bantuan dana khusus untuk revitalisasi desa wisata di DIY sebesar Rp13 miliar.
"Saya laporkan ke Sri Sultan, jumlahnya Rp13 miliar. Itu kecil jika diukur di DIY yang desa wisatanya banyak. Tetapi kalau dikalkulasi nasional kan banyak, karena dana kami juga di-'refocusing'," ungkapnya.
Selain itu, Gus Halim juga menyarankan, setiap kelurahan atau desa melakukan pemutakhiran data mengingat angka kemiskinan DIY yang tinggi.
Menurutnya, menurunkan kemiskinan lewat data mikro berbasis desa akan lebih mudah.
"Karena data mikro berbicara 'by name by address', bisa dibentuk dan dilihat apa permasalahan, tinggal samakan konsepsi tentang kemiskinan ekstrem itu," tuturnya.
Menurutnya, Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini menggunakan patokan penghasilan sebagai pemahaman kemiskinan.
"Penghasilan keluarga yang dianggap miskin itu USD1,99 dolar atau setara Rp12.000 per orang per hari. Ini yang harus dimodif sedemikian rupa karena tiap daerah punya karakter yang berbeda," tutupnya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News