GenPI.co Jogja - Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi nasional sekaligus meningkatkan ketahanan pangan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) meluncurkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan.
"Dalam sebuah kesempatan, Presiden Joko Widodo menghubungi saya via telepon, kami berdiskusi terkait cita-cita Indonesia untuk swasembada pangan khususnya pangan hewani,” ujar Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar di Yogyakarta, seperti melansir Antara, Kamis (12/11).
“Berangkat dari situ maka kami meluncurkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan," lanjutnya.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Halim tersebut, saat ini Indonesia masih defisit untuk memenuhi kebutuhan daging sapi nasional.
Berdasarkan data di 2021, kebutuhan daging sapi nasional diperkirakan mencapai 700.000 ton per tahun atau setara 3,6 juta ekor sapi.
Padahal, produksi daging sapi nasional per tahun tidak lebih dari 550.000 ton.
"Situasi ini menunjukkan jika Indonesia masih mengalami defisit daging sapi dan harus bergantung pada impor sebanyak 26,4 persen," papar Gus Halim ketika membuka Bimbingan Teknis Pengelolaan Peternakan Terpadu Berbasis Perdesaan oleh BUMDes Bersama di Yogyakarta.
Gus Halim mengungkapkan, sejak 2015 hingga 2020, produksi daging sapi di Indonesia mengalami fluktuasi.
Pada 2016, produksi daging sapi mencapai 518.484 ton.
Kemudian turun di 2017 dengan 486,319 ton dan di 2018 dengan 497,971 ton.
Namun, tren produksi daging sapi naik kembali pada 2019 dan 2020.
"Di tahun 2019 kita bisa produksi 504.802 ton dan pada tahun 2020 bisa 515.627 ton. Dari fluktuasi ini, produksi daging sapi kita kalau diambil rata-rata masih jauh dari kebutuhan daging sapi nasional. Ini yang harus dijawab Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan," paparnya.
Dirinya menjelaskan, Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan merupakan konsep peternakan milik masyarakat yang dikelola BUMDes Bersama.
Peternakan tersebut akan mengkombinasikan peternakan sapi, ayam, ikan air tawar, sayur-sayuran, lalu membuat biogas dan pupuk organik dari kotoran sapi.
"Melalui peternakan terpadu, desa-desa berpotensi meningkatkan kemampuan ekonomi warga desa, dan memenuhi kebutuhan pangan desa. Bahkan kebutuhan pangan Indonesia, khususnya pangan hewani akan tercukupi dari Desa," tutupnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News