GenPI.co Jogja - BMKG Yogyakarta mengeluarkan imbauan mengenai adanya anomali iklim global di Samudra Pasifik Ekuator yang berdampak pada cuaca di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala Stasiun Klimatologi Sleman BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan adanya anomali berupa La Nina yang berlangsung sejak akhir September hingga kemungkinan awal 2022 mendatang.
Adapun pengaruhnya yakni pada peningkatan intensitas curah hujan bulanan di atas normalnya atau rata ratanya di DIY.
Pada awal musim penghujan yakni Oktober dan November akan memberikan dampak yang cukup tinggi yakni sekitar 60 persen.
Sedangkan jika La-Nina masih berlanjut hingga musim penghujan yakni Desember 2021 sampau Februari 2022 maka dampaknya akan semakin turun yakni sekitar 20 sampai 60 persen.
Reni menyebut meski persentase peningkatan curah hujan relatif lebih kecil, dampak terhadap peningkatan bencana hidrometeorologi semakin tinggi.
“Terlebih puncak musim hujan pada Januari 2022,” katanya dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Selasa (2/11).
Reni mengimbau pemangku kepentingan diharapkan dapat sedini mungkin mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah DIY.
Kemudian juga lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir, dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.
“Masyarakat dihimbau terus memperbaharui perkembangan informasi dari BMKG,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News