Wawali Yogyakarta Dorong Karang Taruna Kembangkan Lahan Kosong

27 Oktober 2021 17:30

GenPI.co Jogja - Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengapresiasi peran Karang Taruna Kelurahan Gowongan, Kemantren Jetis, yang mengembangkan budidaya berbagai jenis tanaman anggur.

Menurut Heroe, mereka memanfaatkan sebagian lahan kosong yang ada di bawah pengelolaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta di kawasan Panti Wiloso Projo.

“Ini adalah bagian dari bagaimana memanfaatkan lahan yang ada. Ini juga bagian dari ikhtiar kaum muda yang punya semangat dalam bertani,” ujar Heroe dalam laman Pemprov Yogyakarta, Rabu (27/10).

BACA JUGA:  Wawali Yogyakarta ingin Sinergikan Kegiatan Masyarakat di Kampung

Dalam kesempatan itu, Heroe juga ikut menanam bibit anggur, memanen ikan lele, dan melihat ternak bebek serta entok, yang juga dikembangkan Karang Taruna Gowongan dalam satu area kebun anggur.

Ia juga meminta kepada Karang Taruna Gowongan untuk semakin fokus mengembangkan pemanfaatan lahan tersebut.

BACA JUGA:  Wawali Yogyakarta Ajak Warga Jaga Kenyamanan Turis dan Pelajar

“Kalau kita fokus apa yang akan dikembangkan akan gampang mendapatkan pasar. Oleh karena itu meskipun semuanya ada tapi harus ada spesifik yang menjadi andalan,” terangnya.

Ia juga mendorong integrasi pengelolaan potensi yang ada.

BACA JUGA:  Wawali Yogyakarta Ajak Ormas Ingatkan Masyarakat Jalankan Prokes

Menurutnya, intergrasi tersebut bisa dilakukan dengan berbagai olahan anggur seperti sirup anggur, anggur bubuk dan olahan daun anggur yang ditampilkan dalam kegiatan tersebut.

Untuk itu, ia meminta Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta untuk menerjunkan tim untuk mendampingi Karang Taruna Gowongan dalam pengelolaan lahan.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Gowongan, Satria Budi Kurniawan mengatakan, awalnya sebagian lahan di sekitar Panti Wiloso Projo mangkrak dan banyak tumbuhan liar.

Beberapa warga dan Karang Taruna lalu mencoba membersihkan dan memanfaatkan lahan itu untuk bercocoktanam dan beternak.

Awalnya, mereka mencoba mengembangkan Magot, namun terkendala pakan setelah itu unggas, ikan, dan anggur.

“Kami tanam anggur karena minat dan mudah dibudidayakan. Yang katanya susah jadi tantangan. Dari segi iklim  mendukung bisa mengejar untuk pembuahan. Tanaman ini juga minim operasional karena hanya butuh penyiraman dan pemupukan,” tuturnya.

Dirinya menyebut pembelian bibit anggur itu dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.

Berbagai jenis anggur yang ditanam diantaranya ninel. harol, dixon, angelica, laura, trans, julian, jupiter, super sonaka, bugema dan banana.

Satria mengungkapkan, pengembangan anggur sudah berjalan berkisar 4 hingga 5 bulan dan berencana untuk mengembangkannya sebagai wisata petik anggur.

“Masa panen anggur paling cepat sekitar empat bulan dengan buah masih sedikit. Jika ditanam di tanah langsung setidaknya satu tahun anggur bisa berbuah banyak,” tutupnya. (warta.jogjakota)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA