Waspada Stunting, Pemkot Yogyakarta Dirikan 124 Dapur Balita

23 Oktober 2021 18:00

GenPI.co Jogja - Untuk mencegah stunting dan membantu warga yang kurang mampu, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menyerahkan bantuan mbagehi ngluwihi berupa paket pemenuhan gizi untuk keluarga yang memiliki anak balita atau ibu hamil di RW 08, Kampung Iromejan, Kelurahan Klitren, Kecamatan Gondokusuman, Jumat (22/10).

Heroe menyebut, saat ini sudah berdiri 124 dapur balita dan Kliten merupakan kelurahan terakhir yang mendirikan dapur balita.

“Dapur Balita merupakan prakarsa TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) Kota Yogyakarta dalam upaya pemenuhan gizi keluarga dan pencegahan stunting sedangkan mbagehi ngluwihi adalah bentuk kepedulian pada sesama melalui berbagi bahan makanan atau makanan untuk warga kurang mampu atau yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah,” ujar Heroe dalam keterangannya, Sabtu (23/10).

BACA JUGA:  1.708 Anak di Jogja Stunting, Pemkot Gencarkan Edukasi

Ia mengatakan, saat ini Pemkot tengah melaksanakan program 8.000 hari kehidupan untuk menjaga anak sejak usia nol hingga 8.000 hari dari kemungkinan gizi buruk atau kurang gizi yang bisa menghambat tumbuh kembang anak.

“Sasaran yang kami bidik adalah pelajar dengan harapan mereka yang selama ini memiliki pola makan yang tidak sehat (instan) akan menyadari pentingnya keseimbangan gizi dalam pola makan yang bisa berdampak pada generasi berikutnya,” tutur Heroe.

BACA JUGA:  Stunting di Kulon Progo Terus Menurun, Bupati Ungkap Strateginya

Sementara Ketua PKK RW 08, Iromejan Ning Nurani dalam laporannya menuturkan, di wilayahnya terdapat lahan yang ditanami sayur dan ada warga yang membudidayakan ikan lele serta memiliki ternak ayam petelur.

Dari potensi tersebut, ia mengklaim hal itu bisa memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan bisa membantu 20 keluarga yang memiliki balita atau ibu hamil.

BACA JUGA:  Cegah Stunting, Pemkot Yogyakarta Sosialisasi Bahaya Anemia

“Awalnya kami merintis dapur balita guna pemenuhan gizi keluarga namun dengan adanya pandemi COVID-19, maka dapur balita berkembang menjadi dapur balita peduli COVID-19 yang memberikan bantuan pada warga yang melakukan isolasi mandiri,” jelas perempuan yang dipanggil Ani tersebut.

Ani mengatakan, lewat dapur balita, semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat semakin terasah serta mampu mbagehi mgluwihi pada sesama dalam kegiatan pemenuhan gizi keluarga yang memiliki balita atau ibu hamil agar tidak terjadi stunting.

Sementara itu, Wakil Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, Poerwati Soetji Rahajoe mengatakan, jika kegiatan dapur balita ini merupakan program investasi masa depan dan hasilnya baru bisa dirasakan 20 tahun berikutnya.

“Ini adalah upaya pembentukan SDM unggul melalui upaya pemenuhan gizi anak agar anak bisa tumbuh kembang dan terpenuhi haknya menjadi genjerasi penerus bangsa yang memiliki kompetensi dealam membangun bangsa dan negara,” paparnya.

Soetji menjelaskan, saat ini Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui PKK, tengah menggencarkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.

Caranya, lewat pemanfaatan sumberdaya lokal, yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.

“Kegiatan DASHAT sendiri mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui, serta balita. Dalam hal ini, masyarakat akan diberi sosialisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bercita rasa, dan bergizi baik dan dipadukan dengan berbagai kegiatan kemitraan. Melalui model pengelolaan sosial, komersial dan kombinasi,” imbuhnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA