Kembangkan Lahan Kosong, Pemkot Yogyakarta Libatkan Kelompok Tani

23 Oktober 2021 12:00

GenPI.co Jogja - Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menganggap kehadiran kelompok tani (poktan) sangat penting bagi Kota Yogyakarta.

Dalam keterangannya, ia menilai, banyak poktan yang mengerjakan lahan tidak terpakai milik warga untuk ditanami sayur dan budidaya ikan konsumsi.

Lahan kosong yang dikelola tersebut, bahkan ada yang luasnya mencapai ribuan meter.

BACA JUGA:  Kantor DPRD DIY Dipindah, Lahan Dibangun Gedung Ini

“Selain memanfaatkan lahan kosong warga, kelompok tani juga memanfaatkan tanah pemerintah yang belum dibangun, misal tanah yang akan dibangun untuk kantor kelurahan untuk ditanami sayur,” kata Heroe saat memanen sayur di kebun Loh Jinawi, Tegalrejo, Kamis (21/10).

Heroe juga menjelaskan dengan adanya poktan, akan terjalin komunikasi dan kebersamaan dalam berkegiatan dan memecahkan masalah yang muncul di masyarakat.

BACA JUGA:  UIN Suka Sulap Lahan Budi Daya Jamur Jadi Kawasan Lebih Produktif

“Seperti saat ini kita lihat kelompok tani loh jinawi tengah membagikan hasil panen sayurnya untuk warga yang memiliki anak usia balita atau ibu hamil agar tidak terjadi stunting di wilayahnya, hal ini merupakan pelaksanaan dari konsep mbagehi ngluwihi yang mencerminkan gotong royong dan kebersamaan warga dalam satu wilayah,” jelas Heroe.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto menyatakan, sebagian besar program pertanian merupakan daur ulang dari program lama yang diberi sentuhan inovasi agar lebih efektif dan efisien.

BACA JUGA:  Maksimalkan Produktivasi Lahan Kering, Gunungkidul Bangun Irigasi

“Dulu kita kenal program apotik hidup berupa pemanfaatan halaman rumah untuk ditanami tanaman obat, sekarang kita tanami halaman rumah dengan sayur guna pemenuhan gizi keluarga dan sisanya bisa dijual untuk tambahan penghasilan keluarga,” kata Sugeng

Ia pun berharap jika Loh Jinawi dapat mengembangkan potensi pertaniannya mengikuti poktan yang lebih maju dan mampu menjadi rujukan atau tujuan orang untuk bertani di perkotaan.

Ketua kelompok tani Loh jinawi, Hari Sulistyo menuturkan, tanah yang digunakan untuk bertanam ini merupakan tanah kosong milik warga.

Namun, jika dijual oleh pemiliknya, maka poktan akan kehilangan lahan yang bisa digunakan untuk bertani.

“Keberadaan lahan yang kami kelola ke depan perlu dilindungi melalui kebijakan Pemkot Yogyakarta berupa pembelian lahan milik warga ini, agar keberlangsungan kegiatan kami bisa terjaga,” tutur Hari.

Di Loh Jinawi, lanjutnya, mereka menerapkan kebersamaan antar anggota dan dengan warga.

Setiap memanen, mereka akan membagikan hasil panennya kepada anggota dan warga yang membutuhkan, seperti ibu hamil dan warga yang memiliki anak balita untuk pemenuhan gizi keluarga.

Selebihnya, mereka akan menjualnya ke warung, yang hasilnya akan dibelanjakan untuk kebutuhan bertani.

Dalam panen raya tersebut, Heroe juga menyerahkan hasil panen secara simbolis kepada warga yang memiliki anak balita untuk memenuhi gizi keluarga dan mencegah stunting. 

Dalam panen tersebut, hadir pula Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Dekan Fakultas Pertanian (UST, UGM, UPN, Mercu Buana, UKDW), Mantri Pamong Praja Tegalrejo, Danramil, Lurah Tegalrejo, Babinsa, LPMK, Gapoktan, tokoh masyarakat dan kelompok tani se-Kota Yogyakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA