Epidemiolog UGM: Masyarakat Perlu Menjaga Kondisi Tetap Kondusif

20 Oktober 2021 11:30

GenPI.co Jogja - Meski pemerintah pusat lewat Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 53 tahun 2021 sudah mengatur penyesuaian PPKM di seluruh Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi level 2, namun masyarakat dihimbau untuk waspada.

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria menilai jika ancaman penularan virus belum benar-benar hilang.

Karena itu, ia pun menegaskan agar masyarakat tetap waspada dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

BACA JUGA:  Tren Kasus Covid-19 Terus Turun, Bantul Terapkan PPKM Level 2

Menurutnya, masyarakat perlu menjalankan peran masing-masing dalam penanganan COVID-19, agar tetap bisa menikmati situasi yang kondusif untuk beraktivitas di tempat umum.

“Masyarakat perlu diberi pemahaman dan edukasi bahwa kondisi seperti sekarang ini tanggung jawab semuanya. Kalau ingin seperti ini terus bisa keluar rumah dengan tetap pakai masker ya mau divaksinasi, disiplin pakai masker, mau diperiksa jika jadi kontak erat,” ujar Bayu dalam keterangannya.

BACA JUGA:  PPKM Turun Level, Pemkot Yogyakarta Waswas

Bayu menjelaskan, kondisi pandemi COVID-19 di DIY saat ini memang terlihat jauh lebih baik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Hal ini terlihat dari jumlah kasus yang dirawat di rumah sakit serta angka kematian harian.

BACA JUGA:  PPKM Turun Level, Wisata di Yogyakarta Diharap Bergeliat

Ditambah tidak ada lagi pemberitaan jika rumah sakit kekurangan tempat tidur, antrean pemakaman, dan berita lain yang secara tidak langsung menggambarkan tingginya angka kasus dan kematian.

Walau begitu, kasus gejala ringan kemungkinan tidak sepenuhnya sesuai dengan gambaran kasus yang tercatat karena masih banyak masyarakat yang takut diperiksa terutama jika mengalami gejala ringan.

“Saat ini kondisinya hampir sama, sama-sama di semua kabupaten/kota masih kurang kesadaran masyarakat untuk periksa jika gejala ringan atau habis kontak dengan kasus positif. Tidak jarang masih ditemukan yang menolak di-swab saat pelacakan kontak,” imbuhnya.

Menurutnya, masyarakat wajib mendisiplinkan diri dalam menjalankan 5M dan mau divaksin.

Jika masyarakat tidak patuh dengan protokol kesehatan, risikonya dapat kembali terjadi peningkatan kasus meski tidak setinggi sebelumnya.

“Jika masyarakat tidak mau mematuhi itu semua ya menjadi risiko mereka juga kalau sampai DIY kembali naik level risikonya dan banyak yang ditutup lagi,” tuturnya.

Mengenai prediksi sejumlah pihak terhadap gelombang ketiga di Indonesia, hal ini menurutnya mungkin akan terjadi terutama menjelang libur panjang akhir tahun.

“Memang mungkin terjadi terutama menjelang libur panjang akhir tahun di mana sangat mungkin terjadi mobilitas cukup besar walau mungkin tidak sama besarnya dengan Idul Fitri,” ucapnya.

Yang perlu diantisipasi, menurutnya yaitu mobilitas besar masyarakat di akhir tahun.

Untuk itu, ia pun menyarankan agar pemerintah mengambil langkah antisipasi dengan cara memecah hari libur, sehingga masyarakat tidak mengambil libur panjang.

Selain itu, sejalan dengan penyesuaian level PPKM, menurutnya pemerintah juga perlu berupaya melakukan evaluasi langkah 3T yang sudah dapat berjalan dan yang belum berjalan ketika terjadi gelombang kedua, serta menyiapkan infrastruktur dan SDM jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan kasus seperti sebelumnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA